Jakarta, – Warga di kawasan Gang Barokah, Kalideres, Jakarta Barat, digegerkan dengan penemuan sesosok pria yang tergeletak tak bernyawa pada Jumat (9/5/2025). Korban, yang kemudian diidentifikasi berinisial ML (35), diduga kuat merupakan korban tindak pidana pembunuhan. Aparat kepolisian dari Polsek Kalideres dan Polres Metro Jakarta Barat kini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap misteri di balik kematian tragis pria tersebut.

Jasad ML pertama kali ditemukan dalam kondisi tergeletak di sebuah gang, sontak menimbulkan kepanikan dan keresahan di antara warga sekitar. Petugas kepolisian yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) awal dan mengamankan area tersebut.

Kapolsek Kalideres, Komisaris Polisi Arnold Julius Simanjuntak, mengonfirmasi penemuan mayat tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya menduga kuat adanya unsur kesengajaan atau tindak pidana yang menyebabkan kematian korban. “Diduga pembunuhan,” ujar Kompol Arnold singkat namun tegas, mengindikasikan arah penyelidikan yang akan ditempuh oleh timnya.

Kesaksian Warga dan Evakuasi Korban

Menurut informasi yang dihimpun, sebelum ditemukan tewas, korban ML sempat terlihat oleh warga. Salah seorang saksi mata, Budi, yang merupakan pemilik warung di sekitar lokasi, menuturkan kepada wartawan bahwa korban ML sempat makan di warungnya selama kurang lebih satu jam.

“Ya pokoknya dia makan di sini, selama satu jam lebih kurang. Setelah selesai, dia (korban) pulang,” kata Budi. Ia menambahkan bahwa korban ML kemudian sempat kembali lagi ke warungnya untuk membeli rokok sekitar pukul 22.20 WIB malam sebelumnya. “Selesai dia beli rokok, saya tutup warung saya, (lalu saya) pulang,” lanjut Budi.

Tidak lama setelah Budi sampai di rumahnya, ia mendengar teriakan dari arah gang. “Sampai depan rumah, ada yang teriak, ‘pak pak pak’, kayak ada yang habis dibunuh,” tutur Budi, menggambarkan kepanikan yang terjadi. Saat ia bergegas kembali ke lokasi sumber teriakan, ia menemukan korban ML sudah dalam kondisi tergeletak tak bernyawa. “Cuma orang (korban) tergeletak aja, sepi enggak ada apa-apa,” ujarnya, menggambarkan kondisi di lokasi penemuan awal.

Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut dan guna memastikan penyebab pasti kematian korban, jenazah ML telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani proses autopsi. Hasil autopsi nantinya akan menjadi salah satu bukti penting bagi penyidik untuk mengungkap bagaimana korban meninggal dunia dan jenis kekerasan apa yang mungkin dialaminya.

Penyelidikan Mendalam oleh Kepolisian

Pihak kepolisian, seperti yang disampaikan Kompol Arnold, saat ini masih melakukan serangkaian pendalaman dan penyelidikan komprehensif. Tim penyidik akan bekerja keras untuk mengumpulkan berbagai alat bukti, termasuk keterangan dari saksi-saksi lain yang mungkin mengetahui atau melihat kejadian, serta mencari rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi yang bisa memberikan petunjuk.

Fokus utama penyelidikan adalah untuk mengidentifikasi pelaku atau para pelaku jika memang terbukti adanya tindak pidana pembunuhan, serta mengungkap motif di balik perbuatan keji tersebut. Polisi akan menelusuri latar belakang korban, aktivitas terakhirnya, dan kemungkinan adanya konflik atau masalah yang dapat berujung pada tindakan fatal ini.

Kasus penemuan mayat yang diduga korban pembunuhan ini tentu saja menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Kalideres. Warga berharap pihak kepolisian dapat segera mengungkap kasus ini dengan tuntas dan menangkap pelaku jika terbukti adanya tindak pidana, sehingga rasa aman dan ketertiban di lingkungan mereka dapat kembali pulih.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat yang memiliki informasi sekecil apapun yang berkaitan dengan kasus ini untuk tidak ragu melaporkannya kepada petugas guna membantu kelancaran proses investigasi. Setiap informasi akan sangat berharga dalam upaya mengungkap kebenaran di balik kematian ML. Penyelidikan masih terus bergulir, dan publik menantikan perkembangan lebih lanjut dari pihak berwenang.